INDOPOS-MIND ID sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, memiliki komitmen tinggi untuk turut serta dalam memperkuat hilirisasi demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menyatakan komitmen MIND ID dalam melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi sejalan dengan Asta Cita ke-5 Presiden Prabowo Subianto, yakni memperkuat hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
“MIND ID mengadopsi visi dan misi pemerintah secara proaktif. Kami berkomitmen untuk menjadi enabler dalam industrialisasi dan penciptaan nilai tambah yang optimal di dalam negeri,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).
Dilo juga menjelaskan bahwa salah satu langkah konkret MIND ID adalah mempercepat kehadiran ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. MIND ID berfokus pada pembangunan industri komponen baterai dengan memproduksi katoda dan anoda di dalam negeri, yang merupakan hasil pengolahan nikel dan batubara.
Selain itu, MIND ID juga memiliki komoditas mineral lain yang dapat menjadi bahan baku kendaraan listrik, seperti aluminium, tembaga, dan timah.
“Kita memiliki banyak komoditas strategis, termasuk nikel, di mana Indonesia adalah salah satu produsen terbesar di dunia. ANTAM dan Vale Indonesia, sebagai bagian dari MIND ID, memainkan peran penting dalam pengolahan nikel. Kami juga memiliki anggota yang merupakan global player yang sangat strategis untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik,” lanjutnya.
Dilo menegaskan bahwa komitmen MIND ID dalam memperkuat hilirisasi dan industrialisasi akan mendukung kedaulatan mineral Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Sebagai bagian dari mandat ini, MIND ID akan mengalokasikan investasi besar guna mendorong peningkatan kinerja ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di daerah operasional.
Presiden Prabowo Subianto, dalam materi retreat menteri Kabinet Merah Putih, beberapa waktu lalu telah menyampaikan, mengenai rencananya melakukan hilirisasi industri terhadap 28 komoditas unggulan Indonesia.
beberapa komoditas unggulan yang akan dihilirisari oleh Prabowo. Beberapa di antaranya nikel, timah, tembaga, besi baja, emas perak, batu bara, aspal buton, dan minyak bumi.
Selain itu, ada gas bumi, kelapa, karet, getah pinus, udang, ikan TCT, rajungan, rumput laut, pasir silika, kobal, logam tanah jarang, kakao, pala, dan tilapia.
Sebelumnya, pemerintah mulai menggencarkan hilirisasi industri pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia berpendapat penyetopan ekspor bahan mentah harus dilakukan demi menambah pendapatan negara.
Bahkan, Sejak masa kampanye, Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terus menggaungkan hilirisasi sebagai kelanjutan program presiden sebelumnya, Joko Widodo, salah satu upaya untuk mendorong Indonesia sebagai negara maju di masa depan. Dengan hilirisasi, lanjutnya, sumber daya alam Indonesia tidak akan dijual mentah dengan harga murah. Ia pun menegaskan akan terus mendorong kebijakan tersebut. “Kekayaan (sumber daya alam) Indonesia harus diolah di bumi Indonesia, oleh anak-anak Indonesia,” tegasnya, Selasa (19/12/2023).
Menurutnya, sumber daya alam, seperti bauksit dan nikel, yang dikelola secara mandiri akan membawa Indonesia menjadi negara kuat.
Prabowo menilai, pengelolaan sumber daya alam secara mandiri akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat menekan angka kemiskinan. Reformasi Tata Kelola Kehutanan dan Pertanahan.
Komitmen itu pun bukan sekadar janji kampanye belaka. Saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna perdana di Ruang Sidang Kabinet, Jakarta, Rabu (23/10/2024), ia menginstruksikan kementerian terkait untuk segera merumuskan program hilirisasi komoditas-komoditas utama yang harus dikejar dalam waktu dekat.
Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus, menyatakan bahwa upaya hilirisasi telah terbukti memberikan manfaat positif bagi perekonomian. Ia mencontohkan bagaimana beberapa daerah yang menerima investasi besar mengalami peningkatan pesat dalam pertumbuhan ekonominya.
“Pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut meningkat pesat karena adanya nilai tambah yang tercipta. Kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan, dan BUMN sebagai agen pembangunan harus berada di garis depan,” kata Heri.
Heri juga berharap MIND ID dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bahan baku hilirisasi.
“Melihat komposisi MIND ID, mulai dari Inalum dengan spesialisasi aluminium hingga Antam yang mengelola bauksit, serta upaya hilirisasi tembaga dan timah, kita semua menantikan hasil dari inisiatif ini,” terangnya. (Purwoko)