INDOPOS-Pemerintah tengah mengembangkan empat proyek destinasi pariwisata Indonesia melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, salah satunya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur Bali. Pulau Dewata dicanangkan sebagai kawasan kesehatan dengan memaksimalkan Rumah Sakit Internasional Bali atau Bali International Hospital (IHC), termasuk menjadi pusat terapi sel (stem cell) hingga operasi kecantikan (cosmetic surgery).
Pegiat media sosial (influencer) Yusuf Dumdum melalui akun Twitter @yusuf_dumdum meminta agar pengelola Bali International Hospital tidak mengulangi kegagalan RS Pertamina Bina Medika (RS Pertamedika) Sentul, yang sama-sama dimiliki Pertamina. Sebab, RS Pertamedika Sentul hanya berumur jagung lantaran selalu rugi hingga akhirnya dijual ke swasta.
“RS berstandar internasional ini ternyata dibangun atas hasil kerja sama dengan skema joint venture Pertamedika dengan PT Sentul City Tbk. Anggarannya juga ga main-main, senilai Rp400 M pada 2011 lalu. Pertamedika punya 35% saham, sisanya punya Sentul,” kicau @yusuf_dumdum, ditulis Rabu (17/7).
Tepat pada Oktober 2023 atau 2 tahun setelah dibangun, sambungnya, RS Pertamedika Sentul akhirnya beroperasi. Kegiatan prapeluncurannya dan pembukaan perdananya bahkan mengundang Menteri BUMN dan Menko Perekonomi kala itu, Dahlan Iskan dan Agung Laksono.
Sayangnya, Pertamina hanya beberapa tahun saja bisa mempertahankan RS Pertamedika karena terus boncos. Padahal, fasilitas kesehatan ini tergolong mewah serta terbesar ketiga setelah RS Pusat Pertamina (RSPP) dan RS Pertamina Balikpapan.
“Kerugian operasional malah melanda RS ini dari tahun pertama sampai sekarang. Laporan keuangan pada 2014 menunjukkan kerugian sebesar Rp45,29 M dan membengkak menjadi Rp52,9 M pada 2015. Di 2016, kerugiannya nambah lagi jadi Rp58,45 M,” bebernya.
Dewan Komisaris induk usaha pun terpaksa turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu langkahnya dengan meminta direksi RS Pertamedika Sentul membuat rencana bisnis yang berkelanjutan. Namun, kajian bisnis tersebut justru dinilai tidak layak pada 13 Mei 2016.
“Akhirnya, para direksi memutuskan menjual semua saham Pertamedika Sentul dan disetujui oleh komisaris. Penjualan saham Pertamedika Sentul dilakukan pada Oktober 2016. Artinya, umur RS Pertamedika cuma 3 tahun dari pertama kali beroperasi,” ungkapnya.
Menurut Yusuf, bangkrutnya RS Pertamedika Sentul hingga terpaksa dijual tidak lepas dari Kamelia Faisal, Direktur Operasional. Pangkalnya, posisi tersebut memiliki peran vital untuk membawa usaha sukses atau gagal.
“Kamelia Faisal (KF) tokoh yang punya peran penting pada kegagalan Rumah Sakit Pertamina Bina Medika (Pertamedika) Sentul. Beliau inilah direktur operasional di RS itu. RS yang bisa dibilang berumur sangat penndek, selalu merugi, dan berujung dijual,” katanya.
Yusuf melanjutkan, Kamelia merupakan salah satu penggagas awal pendirian RS Pertamedika Sentul. Ia bahkan langsung menjabat Asisten Manajer Unit Pengembangan sejak pertama RS dibangun. Setahun setelahnya, diangkat menjadi Manajer Pengembangan Bisnis.
“Sudah membawa Pertamedika Sentul pada kerugian hingga kegagalan, KF malah diangkat sebagai Direktur Operasional dan Pengembangan di Pertamedika IHC, beberapa bulan setelah Pertamedika Sentul dijual,” kritiknya.
Lebih jauh, Yusuf menyampaikan, karier Kamelia selalu berkutat di dunia medis dan kesehatan. Misalnya, menjabat Komisaris Independen Kimia Farma, Direktur Sales dan Marketing PT Indofarma Tbk, Direktur Pemasaran Biofarma.
“Ibarat gunung, karier Kamelia ini sudah hampir sampai di puncak tertinggi. Tapi, emang betul kinerjanya sebagus itu?” ujarnya.
Yusuf lantas menyinggung dengan kondisi Indofarma baru-baru ini. “Suram, penuh kejanggalan, dan laporan keuangan yang tidak sehat.”
Ia berpendapat, mulusnya karier Kamelia di BUMN sekalipun tidak berkinerja baik karena ada tokoh tertentu di belakangnya.
“Coba kita runut lagi. Kalau dipikir, Kamelia Faisal se-powerful itu? Ya, bisa aja, tapi dalang utamanya tidak jauh-jauh dari rangkaian karier Kamelia Faisal,” ucapnya.
“Inget RS Pertamedika Sentul? Ya. Kita akan bongkar lagi. Fakta selanjutnya akan lebih epik dan kolosal dengan nama-nama besar. Ingat, kuncinya tidak jauh tertinggal di pucuk RS Pertamedika Sentul,” sambungnya tanpa memerinci siapa figur tersebut.