INDOPOS-Ketua Umum Masyarakat Pendukung Gibran (MPG) Jimmy S, mengatakan, Indonesia adalah negara agraris, yang memiliki potensi untuk swasembada pangan. Jangan sampai Indonesia kalah dengan negara agraris lainnya, Thailand dan Videtnam, yang mampu menghasilkan panen meskipun dalam kondisi Elnino.
Menurut Jimmy S, seharusnya Badan Pangan Nasional (Bapanas), lebih aware dalam teknis penanam padi di Indonesia. Dalam hal bibit, cara penanaman, pupuk, perawatannya, sehingga terjaga kualitas, dan tidak gagal panen.
Bapanas memiliki tugas dan fungsi koordinasi, perumusan dan penetapan kebijakan, pelaksanaan hingga pengawasan terkait: 1) ketersediaan pangan, 2) stabilisasi pasokan dan harga pangan, 3) kerawanan pangan dan gizi, 4) penganekaragaman konsumsi pangan, dan 5) keamanan pangan.
Seperti yang telah MPG lakukan, dengan pendampinga petani di Warung Kiara, sehingga dalam panen mampu mengahsilkan 10-15 ton per hektar.
Jika luas lahan Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 10-20 juta hektar, apabila digarap menggunakan metode dan pupuk yang tepat, seperti yang silaksanakan MPG, maka Indonesia akan jadi negara sukses dalah hal pangan dan menjadi eksportir beras terbesar, dan menghasilkan devisa negara yang sangat besar.
“Luas lahan 10-20 juta hektar, seharusnya dgn lahan segini indonesia sdh menjadi negara eksportir beras terbesar apabila hasil panen padi perhektar bisa mencapai 10sd15ton perhektar,” ujar Jimmy pada media.
Pendampingan dan panen MPG sudah di dokumentasikan, dan juga dilaksanaan di daerah lain, seperti Bandung Selatan, yag juga sebentar lagi akan panen.
Dengan lahan pertanian di Indonesia 10-20 juta hektare, dan masa panen setahun 2 kali. Apabila pemerintah menerapkan konsep yang sepertibdilakulan dan kelompok pertanian yang dibina MPG, jika 1 hektar mampu menghasilka 10-15 ton, bila mana dikalikan lahan yang ada, yakni 10-20 juta hektar maka mampu mengasilkan 150 juta ton, dan jika kali 2 panen dalam setahun, mampu menghasilkan 300 juta ton.
Jika kebutuhan beras dalam negeri 70-80 juta ton per tahun, dan penanaman di lahan 10-20 juta hektare menggunakan metode yang dijalankan MPG, yang mampu menghasilkan 10-15 ton per hektare, maka masih ada sisa 220 juta ton panen kita yang dapat di ekspor ke luar negeri.
Jika kebutuhan beras dalam negeri mencapai maksimal berkat pendampingan MPG, Maka Indonesia mampu mengekspor beras.
Dalam panen di sukabumi, MPG juga telah melaporkan ke mas Gibran, sesuai instruksi mas Gibran untuk membantu masyarakat, dan membuat masyarakat bahagia sejahtera.
Di bulan 4 dan 5 ini, harusnya Bapanas lebih peduli dalam proses penanaman padi di Indonesia.