INDOPOS-Sorotan publik tengah tertuju pada persoalan pengelolaan Pelabuhan Batam Center, usai pihak Badan Pengelola (BP) Batam membuka lelang atau tender mitra kerja sama baru pengelolaan pada 22 Mei 2024. Semakin memanas ketika Panitia Lelang menetapkan PT. Metro Nusantara Bahari sebagai pihak pemenang terpilih yang akan bermitra kerja sama dengan BP Batam untuk Pengelolaan Pelabuhan Umum Penumpang Internasional Batam Center (PUPIBC) serta pengembangannya, pada 17 Juli 2024.
Tentu saja penetapan itu dipandang sebagai sesuatu yang janggal di mana PT. Metro Nusantara Bahari tidak pernah diberitahukan kepada publik sebagai peserta lelang. Melainkan PT. Harapan Indah Property sebagai peserta yang lolos pra kualifikasi berdasarkan surat No. 8/PP.PBC/5/2024 tertanggal 25 Mei 2024.
Menjadi pertanyaan hingga mengundang polemik, mengapa PT. Metro Nusantara Bahari tiba tiba ditetapkan sebagai pemenang lelang padahal tidak pernah diinformasikan sebagai peserta lelang?
Terlepas dari siapa pun pemenang lelang yang ditetapkan, tidak ada salahnya melihat rekam jejak PT. Sinergy Tharada, pemegang Kerja Sama Operasional (KSO) selama 25 tahun yang akan segera berakhir dalam hitungan hari kedepan, tepatnya pada 1 Agustus 2024.
Seperti apa portfolio dan kontribusi nya? Pantaskah jika harus tersingkir dan tergantikan oleh mitra kerja baru yang belum jelas kontribusinya?
PT. Sinergy Tharada resmi beroperasi di Kota Batam sejak tahun 1993 menyusul dibukanya distrik baru yaitu Batam Center oleh pihak Otorita Batam pada akhir tahun 90-an. Lazimnya sesuatu yang baru, sebagi perintis pembuka tentu belum memiliki sarana dan prasarana seperti jalan dan infrastruktur memadai.
“Tidak ada pilihan lain kami pun mengikuti permintaan dengan merenovasi bangunan Otorita Batam yang sebelumnya mangkrak alias terbengkalai,’’ ungkap Suryo, Executive Director PT. Sinergy Tharada, mengenang perjuangan saat itu saat ditemui di bilangan Bidakara, Jakarta, Senni, (22/7/24)
Dengan beroperasinya pelabuhan distrik Batam Center mendorong pertumbuhan ekonomi dan berdampak pesat bagi kemajuan kawasan. Bahkan pelabuhan Batam Center yang dikelola PT. Sinergy Tharada menjadi pelabuhan teramai di Kota Batam. Padahal kalau dilihat dari sisi value bisnis transportasi dan angkutan laut, pelabuhan Batam Center merupakan pelabuhan terjauh dari Singapura maupun Johor.
“Akan tetapi karena kami berusaha memberikan pelayanan terbaik secara konsisten, kita berhasil menjadi penyumbang royalty terbesar dari Pelabuhan untuk BP. Batam,’’ terang Suryo.
Ia mengatakan, jika Pelabuhan Batam Center hingga saat ini telah memberdayakan alur pelayaran dan Rambu Suar di mana biaya dilakukan secara mandiri. Meskipun seharusnya itu merupakan beban biaya yang seharusnya dikeluarkan pihak BP Batam atau Dinas Perhubungan (Pemerintah).
Ketika Pandemic Covid 19 melanda, Pelabuhan Batam Center tetap beroperasi menjadi gerbang terdepan dan menjadi jalur kepulangan Pekerja Migran Indonesia satu satunya, selain Pelabuhan BTC dan Soekarno Hatta, Jakarta, tanpa subsidi anggaran atau bantuan dari BP Batam sebagai partisipasi aktif dalam penanggulangan Covid-19.
Pelabuhan Batam Center menjadi pelabuhan percontohan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dimana ditempatkan autogate imigration system untuk pertama kalianya di pelabuhan di Indonesia dan kota Batam.
Batam Center, memiliki kinerja dan performa baik selama bekerja sama dengan BP Batam (tidak pernah ada wanprestasi) selain tercatat sebagai 100 pembayar pajak terbesar juga berkontribusi menjadi salah satu pembayar pajak parkir terbesar di seluruh kota Batam.
Pemilik Prestasi & Penghargaan
PT. Sinergy Tharada sebagi pengelola pelabuhan Batam Center selama beroperasi telah berkontribusi membukukan catatan royalty lebih dari Rp.360 Miliar bagi BP Batam.
Sebagai pemegang izin keamanan pelabuhan internasional, Batam Center berpartisipasi aktif dalam kolaborasi dengan institusi Bea Cukai dan Kepolisian dalam pencegahan dan pengungakapan penyelundupan Narkotika. Membantu dan berkolaborasi dengan Interpol Polri dalam pengungkapan pembunuhan adik Kim Jong Un (pimpinan Korut).
Memberikan kesempatan bagi pengusaha kapal untuk bisa beroperasi di pelabuhan Batam Center tanpa monopoli bisnis, Baik sebagai pengelola pelabuhan maupun pemilik kapal sebagaimana dilakukan (contoh Harbor Bay) dimana pengelola pelabuhan dan peruntukan kapal yang beroperasi merupakan anggota group
Dalam hal pengelolaan PUPIBC, PT Synergy Tharada telah mendapatkan berbagai prestasi dan penghargaan sebagai cermin pencapaian kinerja luar biasa baik, diantaranya:
Memperoleh Sertifikasi International Ship And Port Facility Security Code (ISPS Code) pertama di Batam untuk Pelabuhan Penumpang;
Menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) atas pertukaran manifest penumpang Batam – Singapura – Batam secara online dan real time yang pertama di Indonesia;
Menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) atas pertukaran manifest penumpang Batam – Johor (Malaysia) – Batam secara online dan real time yang pertama di Indonesia;
Melakukan pemasangan Auto Gate Immigration Clearance pertama untuk pelabuhan laut di Indonesia;
Melakukan pemberlakuan Visa On Arival (VoA) di Pelabuhan laut pertama di Indonesia yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
Dan menjadi pelabuhan percontohan yang disahkan oleh Kementerian Perhubungan. HS Prabowo.
Sebagai entitas profesional berintegritas tinggi, PT. Sinergy Tharada terbukti memiliki sederet kontribusi capaian prestasi dan penghargaan. “Bukti faktual dan portfolio kami jelas. Dalam manajemen dan pengelolaan pelabuhan kami berstandar dunia. Mengapa yang seperti ini harus tersingkir?’’ ungkap Suryo, mengakhiri.