INDOPOSJakarta — Kondisi satwa kurus di Taman Margasatwa Ragunan kembali menyulut kemarahan publik. Muncul dugaan keras bahwa anggaran pakan satwa tidak dikelola sebagaimana mestinya dan bahkan diduga dikorupsi oleh oknum di internal pengelola.

Isu itu meledak setelah beredar foto dan video seekor harimau yang tampak sangat kurus. Tak lama kemudian, informasi dari sejumlah sumber internal menyebutkan adanya praktik penyimpangan, termasuk dugaan bahwa sebagian pakan dibawa pulang oleh petugas.

Kabar ini memancing kecurigaan bahwa jatah pakan harimau tidak diberikan secara utuh, sehingga berdampak pada kondisi fisik satwa. Publik pun menyoroti lemahnya pengawasan dan kemungkinan adanya permainan kotor dalam distribusi anggaran pakan.

Nama Kepala Humas Ragunan, Wahyudi Bambang, ikut terseret ke dalam pusaran kritik. Banyak pihak mempertanyakan mengapa kondisi satwa bisa sedemikian buruk bila anggaran pakan selama ini dinyatakan cukup.

Di media sosial, desakan menguat agar aparat penegak hukum tidak tinggal diam. Warganet menuntut penyelidikan menyeluruh atas dugaan penyelewengan anggaran pakan, termasuk kemungkinan keterlibatan pejabat internal.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga diminta turun tangan. Publik menilai pemerintah daerah wajib memastikan pengelolaan Ragunan berjalan bersih, transparan, dan bebas dari praktik koruptif.

“Kalau satwa saja sampai kurus, berarti ada yang sangat salah. Ini harus diselidiki dan dibongkar,” tulis salah satu komentar warganet yang viral.

Hingga kini belum ada penjelasan rinci dari pengelola Ragunan mengenai penyebab satwa kurus serta alur distribusi pakan. Tanpa transparansi, kecurigaan publik akan terus membesar.

Aparat diminta bergerak cepat sebelum dugaan korupsi pakan satwa ini menjadi skandal besar yang mencoreng pengelolaan kebun binatang milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut.