
INDOPOS-Ketua Umum Masyarakat Pendukung Gibran (MPG) Jimmy S, turut berkomentar menyikapi wacana pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yang dikomentari negatif pengamat Burhanuddin Muhtadi.
Jimmy meminta, para Pengamat jangan bersikap Provokatif dengan rencana Koalisi membangun Indobesia bersama-sama. “Yg menjadi pengontrol dan yg menghukum pemerintah itu Rakyat bukan Parpol,” kita dalam membangun Indonesia sepatutnya lah bergandengan tangan dan sepakat punya niat baik utk negara agar bisa menjadi negara maju dan maknur.
“Saya yakin semua tokoh2 bangsa di indonesia ini punya niat yg baik utk indonesia, sdh sepatutnya lah para elite kembali rukun demi rakyat dan negara, jika memang nanti para tokoh2 elite lintas partai jd berkoalisi hal tsb sangat efektif dalam membangun indonesia, biarkan para elite tokoh berdiskusi dan gotong royong membangun indonesia, Jika ada oknum elite yg bermain2 atau merugikan negara, nanti pasti Rakyat akan menghukum nya di pemilu mendatang, tidak perlu berpikiran parpol harus ada diluar koalisi baru bs check n balance, ” kata Jimmy.
“Jangan khawatir Rakyat langsung yg akan mengawasinya dan menghukumnya, Ingat kita bangsa indonesia ini sebenarnya masyarakatnya pintar2 dan berjiwa nasionalis, kalo kita flasback ke belakang knapa kita lama di jajah penjajah itu karna kita sesama bangsa indonesia mau diadu domba oleh penjajah, kita jgn lagi mau seperti itu, selama ada niat baik utk membangun indonesia secara bersama2 meskipun lintas partai ada dipemerintahan, itu hal yg patut didukung ujar Jimmy, pada wartawan, Selasa (9/4/2024).
“Para elite Parpol Tidak perlu jadi oposisi untuk memberikan penilaian pada pemerintah. Karena sejatinya yang menilai itu rakyat. Kalau nanti tidak sesuai kehendak rakyat, maka yang akan menghukum adalah rakyat. Jadi para pengamat saya minta tidak terlalu provokatif dan menghalangi bersatunya para pemimpin dalam koalisi demi membangun Indonesia yang lebih maju,” tegas Jimmy.
Sebelumnya, Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi, menyindir Pertemuan Mega Prabowo sinyal akan bergabungnya PDIP dengan koalisi Prabowo.
Burhanudin meminta PDIP konsisten sebagai oposisi, karena belajar dari periode kedua Jokowi hampir semua partai bergabung koalisi, kecuali PKS.
Ada tendensi Prabowo mengajak semua partai ke pemerintahan,itu tidak sehat untuk demokrasi dan pemerintahan Prabowo. Karena kalau koalisi terlalu besar, itu seperti koalisi obesitas.
“Karena kalau orang obesitas itu kan sulit untuk bergerak karena banyak kolesterol jahat. Begitupun koliasi, kalau obeditas dan semua masuk ke dalam pemerintahan,justru akan memperburuk komunikasi koalisi partai,dan disiplin efisiensi pemerintahan,” sindirnya. (bwo)