INDOPOS-Ketua Umum Masyarakat Pendukung Gibran (MPG) Jimmy S, meminta polemik tentang “Dinasti Politik” segera dihentikan. Tidak perlu teriak-teriak soal dinasti politik, karena ibarat pepatah para pengkritik ini seperti “Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri”.
Yang kita tahu Indonesia ini menganut Trias Politika. Yaitu, Eksekutif, Legislatif, Yudikatif. Tiga elemen inilah pondasi politik yang berperan di Indonesia. Ketiganya sejajar dan saling mengawasi. Misalnya Pemerintah dengan DPR saling mengawasi, begitupun Gubernur sejajar dengan DPRD, Bupati dengan DPRD tingkat II.
Ketiganya juga ada dinasti, masyarakat harus diberi pendidikan politik supaya tahu akan hal ini. Dimana dinasti politik ada di 3 elemen tersebut, tapi yang selalu diangkat mengapa hanya dinasti politik Eksekutif saja.
Pada satu sisi mereka hanya mengkritik politik dinasti oleh Eksekutif, namun di sisi lain mereka yang di Legislatif, dan Yudikatif, juga melakukan politik dinasti.
Kalau memang mau fair, jangan hanya eksekutif saja yang dikritik, tapi juga legislatif dan Yudikatif.
“Sudahlah, jangan lagi bicara sinis soal dinasti politik, karena rakyat akan jenuh dengan kelakuan-kelakuan itu. Kini saatnya menatap Indonesia ke depan yang lebih baik,” ujar Jimmy pada wartawan, Rabu (13/3/2024).
Seperti diketahui, polemik politik dinasti kembali ramai di media, usai nama menantu Presiden Joko Widodo yakni Erina Gudono dikabarkan masuk ke bursa Pilkada Sleman 2024, tepatnya sebagai Calon Bupati Sleman di November 2024 mendatang. Istri Kaesang Pangarep itu akan diusung oleh Partai Gerindra.
Jimmy mengatakan, Indonesia menganut sistem Trias Politika, yakni Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif memiliki kedudukan yang setara. Dan sejauh itu, politik dinasti ada di semua itu.
DPR dapat mengawasi Presiden, DPRD mengawasi Pemerintah Daerah, mulai gubernur, bupati, walikota. Jadi antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif setara. (bwo)